Pernahkah kita menangis karena Allah? Pernahkah kita menangis karena
takut akan siksa-Nya, sebab begitu banyak dosa yang kita perbuat?
Jika belum …
Menangislah …
Menangislah karena takut pada-Nya.
Menangislah dengan ikhlas.
Menangislah karena ingin adanya perubahan.
Allah Ta’ala berfirman,
Ibnu Katsir mengatakan mengenai ayat ini, “Ini adalah sifat orang beriman yang sebenarnya. Yaitu ketika mengingat Allah, hatinya menjadi takut (gemetar). Sehingga dia mengerjakan perintah-Nya dan meninggalkan larangan-Nya.”
Sufyan Ats Tsauriy mengatakan bahwa dia mendengar As Sudiy berkata tentang ayat ini, bahwa orang yang disebutkan dalam ayat ini adalah orang yang berbuat zholim atau ingin bermaksiat. Lalu ada yang mengatakan padanya, “Bertaqwalah pada Allah.” Maka hatinya takut (gemetar).
Dalam ayat lain, Allah Ta’ala juga berfirman,
Allah Ta’ala juga berfirman,
Abdullah bin Az Zubair mengatakan bahwa ayat ini mengisahkan tentang Raja Najasiy dan pengikutnya.
Moga Allah menjadikan kita sebagai hamba yang kembali pada-Nya dengan tulus.
Jika belum …
Menangislah …
Menangislah karena takut pada-Nya.
Menangislah dengan ikhlas.
Menangislah karena ingin adanya perubahan.
Allah Ta’ala berfirman,
إِنَّمَا
الْمُؤْمِنُونَ الَّذِينَ إِذَا ذُكِرَ اللَّهُ وَجِلَتْ قُلُوبُهُمْ
وَإِذَا تُلِيَتْ عَلَيْهِمْ آَيَاتُهُ زَادَتْهُمْ إِيمَانًا وَعَلَى
رَبِّهِمْ يَتَوَكَّلُونَ
“Sesungguhnya orang-orang yang beriman ialah mereka yang bila
disebut nama Allah gemetarlah hati mereka, dan apabila dibacakan
ayat-ayatNya bertambahlah iman mereka (karenanya), dan hanya kepada
Tuhanlah mereka bertawakkal.” (QS. Al Anfal [8] : 2)Ibnu Katsir mengatakan mengenai ayat ini, “Ini adalah sifat orang beriman yang sebenarnya. Yaitu ketika mengingat Allah, hatinya menjadi takut (gemetar). Sehingga dia mengerjakan perintah-Nya dan meninggalkan larangan-Nya.”
Sufyan Ats Tsauriy mengatakan bahwa dia mendengar As Sudiy berkata tentang ayat ini, bahwa orang yang disebutkan dalam ayat ini adalah orang yang berbuat zholim atau ingin bermaksiat. Lalu ada yang mengatakan padanya, “Bertaqwalah pada Allah.” Maka hatinya takut (gemetar).
Dalam ayat lain, Allah Ta’ala juga berfirman,
أَلَمْ يَأْنِ لِلَّذِينَ آَمَنُوا أَنْ تَخْشَعَ قُلُوبُهُمْ لِذِكْرِ اللَّهِ
“Belumkah datang waktunya bagi orang-orang yang beriman, untuk takut hati mereka ketika mengingat Allah.”
(QS. Al Hadid [57] : 16), yaitu menjadi lembut (tenang) hati orang
beriman ketika berdzikir, mendengar nasehat, mendengar Al Qur’an.
Akhirnya hati tersebut menjadi memahami, mematuhi, mendengar dan taat
ketika mengingat-Nya.Allah Ta’ala juga berfirman,
وَإِذَا
سَمِعُوا مَا أُنْزِلَ إِلَى الرَّسُولِ تَرَى أَعْيُنَهُمْ تَفِيضُ مِنَ
الدَّمْعِ مِمَّا عَرَفُوا مِنَ الْحَقِّ يَقُولُونَ رَبَّنَا آَمَنَّا
فَاكْتُبْنَا مَعَ الشَّاهِدِينَ
“Dan apabila mereka mendengarkan apa yang diturunkan kepada Rasul
(Muhammad), kamu lihat mata mereka mencucurkan air mata disebabkan
kebenaran (Al Qur’an) yang telah mereka ketahui (dari kitab-kitab mereka
sendiri). seraya berkata: “Ya Tuhan kami, kami telah beriman, maka
catatlah kami bersama orang-orang yang menjadi saksi (atas kebenaran Al
Qur’an dan kenabian Muhammad shallallaahu ‘alaihi wa sallam).” (QS. Al Ma’idah [5] : 83)Abdullah bin Az Zubair mengatakan bahwa ayat ini mengisahkan tentang Raja Najasiy dan pengikutnya.
Orang yang menangis karena takut kepada Allah Ta’ala, matanya tidak akan tersentuh api neraka.Hal ini sebagaimana disabdakan oleh Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dari sahabat Ibnu Abbas,
عَيْنَانِ لاَ تَمَسُّهُمَا النَّارُ عَيْنٌ بَكَتْ مِنْ خَشْيَةِ اللَّهِ وَعَيْنٌ بَاتَتْ تَحْرُسُ فِى سَبِيلِ اللَّهِ
“Dua mata yang tidak akan tersentuh oleh api neraka yaitu mata
yang menangis karena takut kepada Allah dan mata yang bermalam
(begadang) untuk berjaga-jaga (dari serangan musuh) ketika berperang di
jalan Allah.” (HR. Tirmidzi. Hadits ini shohih ligoirihi –yaitu
shohih dilihat dari jalan lainnya- , sebagaimana dikatakan oleh Syaikh
Al Albani dalam Shohih At Targib wa At Tarhib no. 1229)Moga Allah menjadikan kita sebagai hamba yang kembali pada-Nya dengan tulus.
No comments:
Post a Comment