Inilah akibat orang yang belajar agama hanya untuk mencari dunia,
tujuannya belajar bertahun-tahun adalah hanya untuk meraih gelar. Niat
yang ikhlas karena Allah, itu yang mesti diperhatikan.
Dari Abu Hurairah, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
Hadits pertama menerangkan bahaya jika orang belajar agama hanya untuk meraih dunia. Sedangkan hadits kedua menerangkan bahaya belajar agama hanya untuk cari pujian orang lain dengan supaya disebut orang alim atau belajar agama agar supaya digelari Ustadz atau Kyai.
Moga kita dimudahkan untuk meluruskan niat kita untuk ikhlas karena Allah dalam belajar agama.
Dari Abu Hurairah, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
مَنْ
تَعَلَّمَ عِلْمًا مِمَّا يُبْتَغَى بِهِ وَجْهُ اللَّهِ عَزَّ وَجَلَّ
لاَ يَتَعَلَّمُهُ إِلاَّ لِيُصِيبَ بِهِ عَرَضًا مِنَ الدُّنْيَا لَمْ
يَجِدْ عَرْفَ الْجَنَّةِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ
“Barangsiapa yang mempelajari suatu ilmu (belajar agama) yang
seharusnya diharap adalah wajah Allah, tetapi ia mempelajarinya hanyalah
untuk mencari harta benda dunia, maka dia tidak akan mendapatkan wangi
surga di hari kiamat.” (HR. Abu Daud no. 3664, Ibnu Majah no. 252 dan Ahmad 2: 338. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini shahih).Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
إِنَّ
أَوَّلَ النَّاسِ يُقْضَى يَوْمَ الْقِيَامَةِ عَلَيْهِ رَجُلٌ
اسْتُشْهِدَ فَأُتِىَ بِهِ فَعَرَّفَهُ نِعَمَهُ فَعَرَفَهَا قَالَ فَمَا
عَمِلْتَ فِيهَا قَالَ قَاتَلْتُ فِيكَ حَتَّى اسْتُشْهِدْتُ. قَالَ
كَذَبْتَ وَلَكِنَّكَ قَاتَلْتَ لأَنْ يُقَالَ جَرِىءٌ. فَقَدْ قِيلَ.ثُمَّ
أُمِرَ بِهِ فَسُحِبَ عَلَى وَجْهِهِ حَتَّى أُلْقِىَ فِى النَّارِ
“Orang yang pertama kali diputuskan pada hari kiamat adalah seorang
laki-laki yang mati syahid di jalan Allah. Lalu dia didatangkan,
kemudian Allah memperlihatkan kepadanya nikmat-Nya, maka dia pun
mengenalinya. Allah berkata, “Apa yang telah engkau lakukan dengan
nikmat itu?” Orang tersebut menjawab, “Aku telah berperang di jalan-Mu
sampai aku mati syahid.” Allah berkata, “Engkau dusta, akan tetapi
engkau melakukan itu supaya disebut sebagai seorang pemberani dan ucapan
itu telah dilontarkan.” Kemudian diperintahkan agar orang tersebut
dibawa, maka dia diseret dengan wajahnya (terjerembab di tanah), sampai
dia pun dilemparkan di neraka.”
وَرَجُلٌ
تَعَلَّمَ الْعِلْمَ وَعَلَّمَهُ وَقَرَأَ الْقُرْآنَ فَأُتِىَ بِهِ
فَعَرَّفَهُ نِعَمَهُ فَعَرَفَهَا قَالَ فَمَا عَمِلْتَ فِيهَا قَالَ
تَعَلَّمْتُ الْعِلْمَ وَعَلَّمْتُهُ وَقَرَأْتُ فِيكَ الْقُرْآنَ. قَالَ
كَذَبْتَ وَلَكِنَّكَ تَعَلَّمْتَ الْعِلْمَ لِيُقَالَ عَالِمٌ. وَقَرَأْتَ
الْقُرْآنَ لِيُقَالَ هُوَ قَارِئٌ. فَقَدْ قِيلَ ثُمَّ أُمِرَ بِهِ
فَسُحِبَ عَلَى وَجْهِهِ حَتَّى أُلْقِىَ فِى النَّارِ
“Kemudian ada orang yang belajar agama dan mengajarkannya, serta
membaca Al Qur’an. Lalu orang itu didatangkan, lalu Allah memperlihatkan
nikmat-Nya dan orang itu pun mengenalinya. Allah berkata, “Apa yang
telah engkau lakukan dengan nikmat itu?” Orang itu menjawab, “Aku telah
belajar agama, mengajarkannya dan aku telah membaca Al Qur’an.” Allah
berkata, “Engkau dusta, akan tetapi engkau belajar agama supaya disebut
orang alim dan engkau membaca Al Quran supaya disebut qari’ dan ucapan
itu telah dilontarkan.” Kemudian diperintahkan agar orang tersebut
dibawa, maka dia pun diseret dengan wajahnya (terjerembab di tanah)
sampai dia pun dilemparkan di neraka.”
وَرَجُلٌ
وَسَّعَ اللَّهُ عَلَيْهِ وَأَعْطَاهُ مِنْ أَصْنَافِ الْمَالِ كُلِّهِ
فَأُتِىَ بِهِ فَعَرَّفَهُ نِعَمَهُ فَعَرَفَهَا قَالَ فَمَا عَمِلْتَ
فِيهَا قَالَ مَا تَرَكْتُ مِنْ سَبِيلٍ تُحِبُّ أَنْ يُنْفَقَ فِيهَا
إِلاَّ أَنْفَقْتُ فِيهَا لَكَ قَالَ كَذَبْتَ وَلَكِنَّكَ فَعَلْتَ
لِيُقَالَ هُوَ جَوَادٌ. فَقَدْ قِيلَ ثُمَّ أُمِرَ بِهِ فَسُحِبَ عَلَى
وَجْهِهِ ثُمَّ أُلْقِىَ فِى النَّارِ
“Kemudian ada seorang laki-laki yang diberikan kelapangan oleh Allah
dan menganugerahinya segala macam harta. Lalu dia pun didatangkan, lalu
Allah memperlihatkan nikmat-Nya itu dan orang itu pun mengenalinya.
Allah berkata, “Apa yang telah engkau lakukan dengan nikmat itu?” Orang
itu menjawab, “Aku tidak meninggalkan satu jalan pun sebagai peluang
untuk berinfak melainkan aku berinfak di situ semata-mata karena-Mu.”
Allah berkata, “Engkau dusta, akan tetapi engkau melakukan seperti itu
supaya disebut dermawan dan ucapan itu telah dilontarkan.” Maka orang
itu diperintahkan untuk dibawa, lalu dia pun diseret dengan wajahnya
(terjerembab di tanah), kemudian dia dilemparkan di neraka.” (HR. Muslim
no. 1905)Hadits pertama menerangkan bahaya jika orang belajar agama hanya untuk meraih dunia. Sedangkan hadits kedua menerangkan bahaya belajar agama hanya untuk cari pujian orang lain dengan supaya disebut orang alim atau belajar agama agar supaya digelari Ustadz atau Kyai.
Moga kita dimudahkan untuk meluruskan niat kita untuk ikhlas karena Allah dalam belajar agama.
No comments:
Post a Comment